Activity-Based Management (ABM) sangat cocok diterapkan pada perusahaan e-commerce yang mengalami banyak aktivitas tidak bernilai tambah seperti pengecekan ganda, penanganan keluhan lambat, dan pencatatan manual, karena ABM memang fokus untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun perusahaan.
Langkah-langkah penerapan ABM yang bisa dilakukan perusahaan e-commerce antara lain:
- Mengidentifikasi seluruh aktivitas operasional, mulai dari pemrosesan pesanan, pengecekan, pengiriman, hingga penanganan keluhan pelanggan
- Membedakan aktivitas mana yang bernilai tambah (value added) dan tidak bernilai tambah (non-value added). Contohnya, pengecekan ganda dan pencatatan manual termasuk aktivitas tidak bernilai tambah karena tidak memberikan manfaat langsung ke pelanggan dan bisa dihilangkan tanpa menurunkan kualitas layanan.
- Mengukur biaya dan waktu yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas, lalu menelusuri arus proses bisnis untuk mengetahui di mana letak pemborosan.
- Mengembangkan perbaikan, misalnya dengan mengotomasi pencatatan yang masih manual, mempercepat proses penanganan keluhan dengan sistem digital, serta mengurangi proses pengecekan yang tidak perlu.
- Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan aktivitas yang tidak bernilai tambah benar-benar berkurang dan efisiensi meningkat.
Penerapan ABM terbukti mampu menurunkan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas layanan, bahkan bisa meningkatkan kepuasan pelanggan karena proses bisnis menjadi lebih cepat dan responsif. Dengan mengelola aktivitas secara efektif, perusahaan e-commerce dapat mengalokasikan sumber daya ke aktivitas yang benar-benar penting dan meningkatkan daya saing di pasar digital.
Jika kamu ingin tahu contoh lebih spesifik atau cara mengidentifikasi aktivitas tidak bernilai tambah di perusahaan e-commerce, silakan tanya lebih lanjut!



