Konsep Pengelolaan Informasi Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995): Memahami Tahapan Proses Kognitif Konsumen

Kevin Aditya

Pengelolaan Informasi

Data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan menjadi empat aspek penting dalam sistem pengelolaan informasi. Data memiliki atribut sebagai fakta mentah yang belum diolah. Informasi memiliki atribut sebagai hasil pengolahan data yang memberikan makna. Pengetahuan memiliki atribut sebagai pemahaman yang diperoleh dari informasi yang terakumulasi. Kebijaksanaan memiliki atribut sebagai penerapan pengetahuan dalam pengambilan keputusan yang bijak. Keempat aspek ini saling berkaitan dalam membentuk sistem pengelolaan informasi yang efektif, terutama dalam memahami perilaku konsumen berdasarkan model Engel, Blackwell, dan Miniard (1995).

Konsep Pengelolaan Informasi Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995)

Model pengelolaan informasi yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) menyoroti proses kognitif yang dilalui konsumen dalam menerima, memproses, dan menyimpan informasi. Model ini terdiri dari lima tahapan utama yang berurutan dan saling berkaitan. Setiap tahapan memiliki peran penting dalam membentuk persepsi dan keputusan konsumen terhadap suatu produk atau jasa).

1. Pemaparan (Exposure)

Pemaparan memiliki atribut sebagai tahap awal di mana konsumen menyadari adanya stimulus dari lingkungan sekitarnya. Stimulus dapat berupa produk, iklan, kemasan, nama merek, ataupun pesan pemasaran lain yang diterima melalui pancaindra seperti mata, telinga, dan hidung. Pemaparan menyebabkan konsumen mulai mengenali keberadaan stimulus tersebut.

Konsumen tidak selalu dapat mengontrol sepenuhnya stimulus yang diterima. Proses pemaparan terjadi secara otomatis ketika konsumen berada di lingkungan yang penuh dengan rangsangan pemasaran. Contoh: Seseorang melihat iklan produk di televisi, mendengar jingle di radio, atau mencium aroma makanan di pusat perbelanjaan.

2. Perhatian (Attention)

Perhatian memiliki atribut sebagai kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk. Tidak semua stimulus yang terpapar akan mendapatkan perhatian dari konsumen. Konsumen akan memilih stimulus yang dianggap relevan, menarik, atau sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Faktor yang memengaruhi perhatian meliputi intensitas stimulus, keunikan, relevansi, serta kondisi psikologis konsumen. Contoh: Konsumen lebih memperhatikan iklan dengan warna mencolok atau suara yang berbeda dari kebanyakan iklan lain.

3. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman memiliki atribut sebagai proses interpretasi makna stimulus oleh konsumen. Konsumen akan mencoba memahami pesan yang disampaikan, menghubungkannya dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya, dan menafsirkan makna di balik stimulus tersebut[.

Pada tahap ini, konsumen dapat membandingkan informasi baru dengan informasi lama yang sudah dimiliki. Proses pemahaman sangat dipengaruhi oleh latar belakang, pendidikan, serta pengalaman individu. Contoh: Konsumen menafsirkan pesan “hemat energi” pada kemasan lampu sebagai keunggulan produk dibandingkan lampu biasa.

4. Penerimaan (Acceptance)

Penerimaan memiliki atribut sebagai dampak persuasif stimulus terhadap konsumen. Konsumen mulai menerima atau menolak makna yang telah dipahami berdasarkan penilaian pribadi, nilai-nilai, dan kebutuhan yang dirasakan. Penerimaan juga dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan konsumen terhadap sumber informasi.

Jika stimulus dianggap meyakinkan, konsumen akan menerima informasi tersebut dan mungkin mulai membentuk sikap positif terhadap produk atau jasa. Contoh: Konsumen menerima klaim “bebas gula” pada minuman jika sesuai dengan kebutuhan dietnya.

5. Retensi (Retention)

Retensi memiliki atribut sebagai proses pengalihan makna stimulus ke dalam ingatan jangka panjang. Informasi yang telah diterima dan dianggap penting akan disimpan dalam memori konsumen untuk digunakan di masa mendatang.

Retensi sangat penting karena memengaruhi kemungkinan konsumen untuk mengingat produk atau jasa ketika dibutuhkan. Informasi yang tidak dianggap penting akan segera dilupakan. Contoh: Konsumen mengingat merek pasta gigi tertentu karena sering melihat iklannya dan merasa puas setelah mencoba produk tersebut.

6. Tabel Ringkasan Tahapan Pengelolaan Informasi

TahapanAtribut UtamaContoh Praktis
PemaparanKesadaran terhadap stimulusMelihat iklan di TV
PerhatianFokus pada stimulus yang relevanMemperhatikan warna mencolok pada kemasan produk
PemahamanInterpretasi makna stimulusMenafsirkan pesan “segar alami” pada minuman
PenerimaanPersetujuan atau penolakan makna stimulusMenerima klaim “aman untuk anak” pada produk
RetensiPenyimpanan informasi dalam memoriMengingat merek setelah mencoba produk

7. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Proses

Faktor internal memiliki atribut sebagai karakteristik individu yang memengaruhi proses pengelolaan informasi, seperti kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, pengalaman, kepribadian, dan kondisi fisik atau emosional saat menerima stimulus. Faktor eksternal memiliki atribut sebagai kondisi lingkungan yang memengaruhi persepsi konsumen, seperti intensitas rangsangan, suasana, kekuatan stimulus, dan interaksi sosial.

Kedua faktor ini berperan dalam menentukan seberapa efektif proses pengelolaan informasi berlangsung pada setiap individu.

8. Implikasi Model dalam Dunia Nyata

Model pengelolaan informasi menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) memiliki implikasi luas dalam bidang pemasaran, komunikasi, dan psikologi konsumen. Pemasar dapat menggunakan model ini untuk merancang strategi komunikasi yang lebih efektif, seperti memilih media yang tepat untuk pemaparan, menciptakan pesan yang menarik perhatian, serta membangun kepercayaan agar pesan diterima dan diingat oleh konsumen.

Pengajar dapat menggunakan model ini untuk menjelaskan proses kognitif yang terjadi pada siswa saat menerima informasi baru. Penulis konten dapat memanfaatkan model ini untuk memastikan pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diingat oleh pembaca.

Konsumen memiliki peran aktif dalam proses pengelolaan informasi. Setiap tahapan, mulai dari pemaparan hingga retensi, membentuk persepsi dan keputusan yang diambil konsumen terhadap produk atau jasa. Pemahaman mendalam terhadap model ini membantu berbagai pihak dalam merancang strategi komunikasi yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan konsumen.

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai! Semoga penjelasan tentang konsep pengelolaan informasi menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) bermanfaat untuk kamu yang ingin memahami perilaku konsumen secara lebih mendalam. Jangan ragu untuk mampir lagi di lain waktu, karena masih banyak topik menarik yang bisa kamu temukan di sini. Sampai jumpa dan tetap semangat belajar!

Also Read

Bagikan:

[addtoany]

Kevin Aditya

Pecinta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang ahli dalam bidang komputer dan teknologi. Suka berbagai keterampilan digital yang berguna di era modern ini.

Tinggalkan komentar